Minggu, 03 Agustus 2014

Desa Trunyan via Pura Ulundanu Songan

Kalau kamu kebetulan sedang berada di Bali dan menyukai berpeluh di tengah udara pegunungan, saya merekomendasikan sebuah jalur jalan-jalan sedikit kurang umum yang ada di sekitar Gunung Batur. Jalur ini akan dimulai dari Pura Ulundanu Songan, naik menuju Desa Alengkong kemudian menuju penampungan air tertinggi di desa. Dari sana perjalanan akan dilanjutkan dengan menuruni bukit untuk kemudian naik turun (kalau tidak salah) tiga bukit sampai akhir perjalanan di Desa Trunyan.

Jika ingin mengunjungi kuburan adat masyarakat Trunyan yang termasyur itu, dari desa Trunyan kamu bisa menyewa perahu untuk mengantar ke sana. Saya juga baru tahu kalau kuburan adat masyarakat Trunyan tidak berada di wilayah desa, tapi di daratan yang berada di balik bukit yang ada di sebelah utara desa. Harus menyeberang dengan perahu untuk sampai di sana. Ongkosnya cukup mahal untuk ukuran saya, 450 ribu rupiah. Sepulang dari kuburan, (jika ketika berangkat membawa kendaraan sendiri dan diparkir di Desa Songan) kamu bisa meminta pada nakhoda perahu untuk mengantar kembali ke Desa Songan dengan menyeberangi danau, tentu dengan merogoh kocek lebih dalam lagi. Saya tidak tahu persis harga untuk mengunjungi kuburan adat Trunyan kemudian menyeberang danau untuk mencapai desa Songan. Sewaktu berkunjung kesana saya memilih untuk tidak ke kuburan dan menuju desa Songan dengan moda transportasi yang lebih terjangkau, menyewa mobil. Ongkosnya masih tergolong mahal 250 ribu rupiah.

Jalan-jalan di sekitar danau Batur kurang lengkap rasanya jika belum mencicipi berbagai olahan mujair asli danau dan berendam air panas. Untuk tempat makan, saya merekomendasikan sebuah warung yang berada mungkin hanya 50 meter dari tempat pemandian air panas entah apa namanya yang ada di pinggir jalan daerah Toya Bungkah (warung makan letaknya di kiri jalan kalau dari arah Songan). Disana ada berbagai olahan mujair, mulai dari goreng, bakar sampai soup. Kalau pemandian air panas, sependek pengetahuan saya, ada tiga, yang sangat murah, murah dan mahal. Untuk info lebih detail coba bertanya pada penduduk sekitar, itung-itung sekalian berkenalan dengan masyarakat Toya Bungkah yang ramah-ramah itu.

Pada gambar peta dibawah dapat dilihat gambaran kasar jalur perjalanannya. Untuk pemandangan yang akan ditemui, sila lanjut membaca paragraf ini sampai kalimat terakhir kemudian pejamkan mata lalu berimajinasi sesuka hati. Clue pemandangan yang akan ditemui: Kalian akan berjalan di punggungan bukit yang berada di atas danau dengan latar depan tiga gunung.



Post-scriptum:
Kalau sedang malas berimaji, mungkin berkunjung ke laman flickr ini bisa memberi sedikit gambaran tentang jalur yang akan dilalui.