Kamis, 20 Juni 2013

Fight Club

Kita adalah anak tengah dari sejarah. Tanpa tujuan juga tanpa tempat. Kita tidak sedang berada dalam sebuah perang besar. Tidak juga berada dalam tingkat depresi tinggi. Perang terbesar kita kini adalah perang batin dan depresi terbesar kita adalah kehidupan kita sendiri.

Kita dibesarkan oleh televisi untuk meyakini bahwa suatu hari kita akan menjadi seorang jutawan, bintang film atau rock star. Tapi perlahan kita sadar bahwa kenyataannya tidaklah secemerlang itu. Barulah kemudian kita berang.

Apa yang sedang kau perjuangkan sekarang? Negaramu sudah terbebas dari penjajah. Tempat tinggal sudah ada, urusan perut juga cukup terjamin, kuliahmu saja yang sedikit terbengkalai.

Kau memilih kuliah di jurusan yang sekiranya kau sukai, namun belakangan kau lebih banyak membengkalaikannya. Jadi apa yang kau perjuangkan? Untuk apa kau berada disana?

Harapan ternyata tidak selamanya membebaskan. Coba lihat dimana kau sedang berdiri sekarang dengan segala harapan yang coba kau kejar?

Kau coba menjadi seperti apa yang digambarkan menarik oleh benakmu. Apa yang sekiranya akan mengantarkanmu berpijak di tanah impian kelak. Kaupun lupa untuk memperkokoh tempatmu sedang berpijak. Maka goyahlah kau ketika diterpa badai. Kemudian lihat, kemana kau dibawanya sekarang? Tercerabut dari akar? Jauh mengawang dari realita? Malnutrisi? Menjadi seorang Edward Norton dengan sesosok alter ego bernama Tyler Durden dalam film Fight Club?

Menjadi tidak pernah benar-benar bisa tidur dan benar-benar terbangun seperti yang dialami Edward tentu jauh dari menyenangkan. Begitu juga dengan menyakiti diri sendiri demi sebuah kepuasan yang pada akhirnya berujung pada penyesalan.

Kau bukan pekerjaanmu. Kau bukan sebanyak apa uang yang kau miliki di bank. Kau bukan mobil yang kau kendarai. Kau bukan isi dari dompetmu. Kau bukan celana khaki yang sedang kau kenakan. Kau adalah semua nyanyian juga semua tarian omong kosong dari dunia.

Kau bukan harapan yang coba kau kejar, kau adalah kerja untuk sesuatu yang kau perjuangkan.

Project Mayhem adalah kerja yang dimulai oleh Edward bersama Tyler sang alter ego. Awalnya project berjalan mulus dan bisa memenuhi kebutuhan mereka untuk bersenang-senang. Sampai akhirnya jatuh korban sahabat Edward sendiri ketika sedang menjalankan project, Bob. Kehilangan seringkali mampu membangunkan kita dari mimpi-mimpi yang menggantung. Edward mulai merasa ada yang tidak beres pada project yang lebih banyak ditangani Tyler. Maka berjuanglah dia untuk coba membenahi ketidakberesan yang telah terjadi. Tidak boleh ada korban lagi. Marla sahabatnya yang lain dianggap sudah terlalu banyak tahu tentang project tersebut oleh Tyler dan sedang dijadikan target karena dianggap dapat membahayakan. Dia harus diselamatkan dengan membawanya jauh-jauh dari pusat kota.

Edward berjuang keras untuk menghentikan apa yang sudah dimulainya bersama Tyler. Menemukan Tyler bukan perkara mudah, apalagi untuk mengontrolnya. Namun itu bukanlah hal mustahil karena kaulah yang menentukan sejauh mana keterlibatanmu dengan alter egomu.

Akhirnya Tyler  berhasil dilenyapkan, namun beberapa ketidakberesan yang sudah tidak mungkin dirubah tetap saja terjadi. Sebagian yang diperjuangkan Edward tidak berhasil diraihnya, namun sebagian lagi berhasil diselamatkan. Marla salah satunya. Harapan baru, buah dari kerja Edward untuk sesuatu yang diperjuangkannya.

Kerja untuk sesuatu yang kau perjuangkan pada akhirnya tidak selalu berbuah manis, namun dari sana kau jadi berbuat sesuatu yang berpijak pada realita. Kau jadi tahu buah dari kerja tersebut. Buah yang sekiranya bisa menjadi nutrisi tambahan buat kau yang telah lama mengalami malnutrisi dan tinggi mengawang dari bumi realita.

Jadi apa yang sedang kau perjuangkan?

semacam merangkai dan menginterpretasi kembali beberapa percakapan yang ada di film fight club